Total Pageviews

Thursday 21 November 2013

Metode Pembelajaran PAUD

Menurut kamus bahasa Indonesia, metode dapat diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU sisdiknas, 2003).

Dari pengertian tersebut, secara sederhana dapat diartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran anak usia dini, yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Mengacu pada karakteristik tujuan pembelajaran dan karakteristik anak usia dini, metode yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini diantaranya adalah :
a. Metode Bermain
 "Bermain" (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas, sehingga arti utamanya mungkin hilang. Menurut Harlock (1991), arti bermain yang tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
Sementara Dworetzky (1990) dalam Moeslichatoen (1999) memberikan batasan, bahwa setidaknya ada lima kriteria dalam bermain, yaitu : (1) motivasi intrinsik, artinya kegiatan bermain dimotivasi dari dalam diri anak, bukan karena adanya tuntutan atau paksaan, (2) pengaruh positif, artinya kegiatan bermain merupakan tingkah laku yang menyenangkan atau menggembirakan, (3) bukan dikerjakan sambil lalu, bermain bagi anak merupakan kegiatan yang utama dan lebih bersifat pura-pura, (4) cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, (5) kelenturan, kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan, tidak ada paksaan, timbul dari dalam dirinya, merupakan kegiatan yang utama, bersifat pura-pura, mengutamakan cara dari pada tujuan, tidak mengutamakan hasil, dan bersifat lentur.
Ahli psikologi dan pendidik berpendapat, bahwa bermain merupakan pekerjaan anak-anak dan cermin pertumbuhan anak (Gordon & Browne, 1985). Bermain bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang utama dalam kehidupannya, artinya seluruh waktu yang dimiliki anak, di mana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja, selalu dihabiskan untuk kegiatan bermain. Jadi bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan, sama seperti kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan makan dan minum, kesehatan, kasih sayang, pakaian, kemanan, kenyamanan dan lain-lain, sehingga ada sinyalemen yang menyatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain, anak belajar melalui bermain dan bermain seraya belajar.
Melalui kegiatan bermain inilah seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak dapat dikembangkan, seperti kecerdasan linguistic, logic-matematik, visual-spasial, interpersonal, intrapersonal, musical, kinestetik, natural dan spiritual. Bermain bagi anak sangat mempengaruhi perkembangannya, setidaknya ada 11 pengaruh bermain bagi perkembangan anak, yaitu : (1) perkembangan fisik, (2) dorongan berkomunikasi, (3) penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, (4) penyaluran bagi keinginan dan kebutuhan, (5) sumber belajar, (6) rangsangan bagi kreativitas, (7) perkembvangan wawasan diri, (8) belajar bermasyarakat, (9) standar moral, (10) belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin dan (11) perkembangan cirri kepribadian yang diinginkan (Harlock, 1991). Oleh karena itu dalam pendidikan anak usia dini metode bermain sifatnya adalah wajib adanya. Informasi apapun yang akan diberikan kepada anak, hendaknya dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan dan mengasyikkan.
Untuk mencapai manfaat yang optimal, maka alat permaianan yang digunakan sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Aman atau tidak berbahaya bagi anak, misalnya bentuk, warna dan bahan.
  2. Berdasarkan minat anak , jadi bukan pilihan orang lain.
  3. Sebaiknya beraneka ragam, sehingga anak bisa bereksplorasi dengan berbagai jenis mainan tersebut.
  4. Tingkat kesulitannya hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, jadi tidak terlalu sulit dan tidak telalu mudah. 
  5. Kuat, dalam arti tidak mudah rusak, karena anak cenderung ingin tahu sehingga mungkin akan dibongkar, dibanting, dll.
  6. Menarik, baik warna maupun bentuknya.
  7. Murah, mainan tidak harus membeli, namun dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita
b. Metode Bernyanyi
Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama. Melalui kegiatan bernyanyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan, menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasaterhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih mudah dan lebih cepat diterima serta diserap oleh anak-anak. Dengan bernyanyi potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehinggga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang), dengan demikian anak akan selalu ingat pesan-pesan yang diterimanya.
Sebagai pamong PAUD dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, termasuk dalam hal bernyanyi. Pamong PAUD sangat mungkin dapat mengganti syair lagu anak-anak yang sudah ada menjadi syair baru yang disesuaiakan dengan pesan-pesan yang akan diberikan, atau bahkan mungkin dapat menciptakan lagu-lagu baru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bila menciptakan lagu untuk anak-anak, adalah : (1) mengandung nilai-nilai agama atau pesan-pesan yang positif, (2) bahasanya indah dan mudah dimengerti anak, (3) tidak terlalu panjang, (4) iramanya mudah dicerna dan (5) syair dan liriknya bisa melibatkan emosi anak (gembira, semangat, kagum, dll). Dalam kegiatan bernyanyi ini akan lebih sempurna jika pamong PAUD dapat mengiringinya dengan alat-alat musik secara langsung, misalnya piano, organ, gitar, biola, seruling, harmonika, pianika, atau alat musik yang lain, sehingga suasana akan lebih hidup dan lebih menyenangkan.
Berikut ini beberapa contoh lagu yang sudah diganti syairnya, sesuai dengan pesan-pesan yang diinginkan.
1. Lagu " balonku ada lima" diubah menjadi lagu "rukun Islam yang lima". Syairnya berubah sebagai berikut :
Rukun Islam yang lima
Syahadat, sholat, puasa
Zakat bagi si kaya
Haji bagi yang kuasa
Siapa sudah sholat hai....
Siapa sudah zakat
Allah memberi rahmat
Kan selamat di akherat

2. Lagu " kring-kring ada sepeda" diubah menjadi lagu "tok-tok ucap salam", syairnya menjadi :
Tok-tok-tok ucap salam
Assalamualaiakum
Bila kau masuk rumah
Tuntunan Rosulullah
Hai-hai-hai anak sholeh
Rajin-rajin belajar
Karena belajar itu
Pasti disayang Allah

Dalam menyanyikan lagu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pamong PAUD antara lain adalah : (1) pilihlah lagu yang cocok, dalam arti sesuai dengan tema, situasi dan kondisi, (2) jika itu lagu baru (belum dikenal anak), sebaiknya nyanyikan terlebih dahulu minimal tiga kali, (3) bersama anak-anak nyanyikan lagi secara berulang-ulang, (4) bila perlu bagilah menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok bernyanyi bersama kelompoknya, (5) pilihlah beberapa anak yang mungkin sudah hafal lagu itu untuk menyanyi secara individu, (6) nyanyikan sekali lagi secara bersama-sama dan (7) ulangi lagi lagu tersebut pada hari yang lain.
c. Metode Bercerita (Mendongeng)
Bercerita atau mendongeng merupakan warisan budaya yang sudah lama kita kenal, bahkan dijadikan sebagai kebiasaan atau tradisi bagi para orangtua untuk menidurkan anak-anaknya. Melalui cerita atau dongeng banyak hal tentang hidup dan kehidupan yang dapat kita informasikan kepada anak-anak. Begitu juga pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama dapat kita tanamkan kepada anak-anak melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita atau dongeng tersebut.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng antara lain adalah : (1) mengembangkan imajinasi anak, (2) menambah pengalaman, (3) melatih daya konsentrasi, (4) menambah perbendaharaan kata, (5) menciptakan suasana yang akrab, (6) melatih daya tangkap, (7) mengembangkan perasaan sosial, (8) mengembangkan emosi anak, (9) berlatih mendengarkan, (10) mengenal nilai-nilai yang positif dan negatif, (11) menambah pengetahuan, dll.
Tidak semua pamong PAUD mempunyai kemampuan untuk menghafal secara lengkap banyak cerita atau dongeng yang ada, oleh karena itu cerita atau dongeng tidak harus disampaikan secara lisan, namun bisa juga disampaikan dengan membacakan buku cerita. Yang penting bagaimana cara mengemas cerita atau dongeng sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, mengasyikkan, meningkatkan gairah belajar, memberi semangat anak, menarik perhatian, dinamis (tidak monoton), memberi perasaan yang lucu, melibatkan anak baik secara emosi atau fisik, penuh ekspresi (tidak berlebihan), menimbulkan rasa ingin tahu, waktunya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak (tidak terlalu lama), dll. Oleh karena itu sebagai pamong PAUD hendaknya mempunyai inventaris buku-buku cerita yang sesuai dengan kehidupan dan perkambangan anak sebagai sumber cerita. Bahkan jika mungkin dapat menciptakan cerita atau dongeng sendiri sesuai dengan tema, situasi dan kondisi anak-anak.
Agar cerita atau dongeng yang dismpaikan dapat dicerna dan diserap anak, maka sebaiknya tema-tema yang diangkat adalah tema-tema yang berkaitan erat dengan kehidupan anak-anak atau yang disukai oleh anak-anak. Misalnya tema tentang : (1) kehidupan anak dalam keluarga, sekolah atau masyarakat, (2) binatang, seperti binatang ternak, binatang hidup di air, dll, (3) tanaman, seperti aneka bunga, tanaman pertanian, dll, (4) peristiwa dalam masyarakat, seperti pasar malam, musim panen, idul fitri, dll, (5) profesi masyarakat, seperti polisi, petani, nelayan, dll, dan (6) tema-tema lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sebagai seorang pamong PAUD, sebaiknya melakukan persiapan-persiapan sebelum bercerita atau mendongeng kepada anak-anak. Beberapa persiapan yang dapat dilakukan antara lain : (1) menetapkan tujuan dan tema cerita, (2) menetapkan bentuk cerita, (3) menyiapkan alat dan media yang digunakan, (4) menetapkan langkah-langkah bercerita, (5) membaca dan memahami isi cerita. Dengan persiapan yang matang, maka kegiatan bercerita akan lebih terarah, fokus dan tidak melebar kemana-mana, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Metode Karya Wisata
Karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati atau mengobservasi, memperoleh informasi dan mengkaji dunia secara langsung, seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada disekitar anak. Melalui kegiatan karya wisata, anak-anak akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan menggunakan seluruh panca indera, sehingga apa yang diperoleh dari lapangan dapat lebih berkesan dan pada gilirannya akan lebih lama mengendap di memori anak.
Melalui kegiatan karya wisata diharapkan dapat (1) merangsang minat anak terhadap sesuatu, (2) memperluas informasi yang diperoleh di kelas, (3) memberi pengalaman belajar secara langsung, (4) menumbuhkan minat anak terhadap sesuatu, (5) menambah wawasan anak, (6) menjadi sarana rekreasi, (7) memberi perasaan yang menyenangkan, (8) sarana mempererat hubungan antara orangtua dengan pamong PAUD, orangtua dengan orangtua, dan anak dengan anak.
Kegiatan karya wisata dapat dilakukan diluar lembaga sesuai dengan tema yang sedang dibicarakan dalam bentuk "puncak tema". Misalnya : (1) tema binatang, anak-anak dapat diajak ke kebon binatang, (2) tema tanaman, anak-anak diajak ke kebun raya, pasar bunga, taman kota, dll, (3) tema profesi, anak-anak diajak berkunjung ke kantor polisi, rumah sakit, dll, (4) tema transportasi, dapat diajak berkunjung ke stasiun, pelabuhan, terminal, dll, (5) tema alat komunikasi, dapat mengunjuingi kantor pos, stasiun televisi, kantor penerbit, dll, (6) tema negara, dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti musium, taman pahlawan, tugu pahlawan, dll, (7) tema alam, dapat berkunjung ke pantai, pegunungan, dll, (8) dan tema-tema lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing lembaga.
Mengingat metode karya wisata ini selalu dilakukan di luar lembaga, tentu akan membutuhkan dana tambahan untuk pelaksanaanya, misalnya untuk transportasi, dokumentasi, konsumsi, retribusi, publikasi, dll. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan program lembaga, maka disarankan untuk melibatkan banyak pihak untuk menanganinya, utamanya orangtua anak. Dengan melibatkan banyak pihak diharapkan dapat meringankan beban yang harus dipikul oleh orang tua dan lembaga, misalnya melibatkan perusahaan sebagai sponsor, tokoh masyarakat sebagai donatur, lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga lain yang terkait dengan kegiatan ini.
Sebelum pelaksanaan kegiatan karya wisata, sebaiknya pamong PAUD membuat rancangan kegiatan, sehingga kegiatan dapat dilakasanakan dengan baik sesuai dengan tujuan. Secara umum rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUD meliputi : (1) menetapkan sasaran dan lokasi, sesuai dengan tema, (2) melakukan observasi lokasi dan hubungan dengan pihak pengelola lokasi, (3) merumuskan program kegiatan, yang meliputi : menentukan tujuan, adanya jaminan untuk mencapai tujuan, waktu, dana dan antisipasi adanya hambatan, (4) membentuk panitia pelaksanaan (bila perlu), (5) menyiapkan bahan dan alat serta perlengkapan yang diperlukan, (6) merumuskan tatatertib kegiatan, (7) meminta ijin dan partisipasi orangtua .
e. Metode Demonstrasi
Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk dan peragaan secara langsung. Melalui metode ini diharapkan anak-anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemonstrasikan oleh pamong. Misalnya ketrampilan melipat kertas (origami), menggambar sesuai pola, menggulung, menggunting dan sebagainya. Melalui kegiatan demontrasi pamong dapat memperlihatkan secara nyata apa yang harus dilakukan anak, mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan konsep, mengamati dengan cermat dan teliti.
Kegiatan demontrasi dapat memberi ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Anak akan melihat bagimana suatu peristiwa berlangsung, lebih menarik, dan merangsang perhatian serta lebih menantang. Disamping itu melalui kegiatan demontrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen dan berfikir evaluatif.
Kegiatan demontrasi dapat memberi kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal itu dapat terjadi. Dengan demikian akan merangsang anak berusaha untuk memperhatikan ilustrasi dan apa yang sedang dilakukan pamong serta mendengarkan penjelasan pamong. Selain itu anak juga akan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan berusaha untuk melakukan kegiatan sebagaimana yang dilakukan oleh pamong, serta merangsang anak untuk berfikir secara kritis dan menggunakan kemampuannya untuk menalar.
Sesuai dengan tujuan metode demontrasi yaitu memberi pengalaman belajar melalui melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan, maka kegiatan yang sesuai dengan metode ini adalah : (1) kegiatan demontrasi yang dimulai dengan penjelasan. kegiatan ini berkaitan dengan cara membuat bentuk (bangunan0 dan cara menggunakan alat, misalnya : menarik garis lurus dan lengkung, menggunting pola, membentuk model, mengatur meja makan, mengatur tempat tidur dan cara menggunakan alat, dan sebagainya, (2) kegiatan demonstrasi dalam bentuk dramatisasi. Kegiatan ini pada umumnya untuk menanamkan nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral dan nilai-nilai keagamaan.
Sebelum pamong PAUD menerapkan metode demontrasi, sebaiknya membuat rancangan terlebih dahulu, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan. Secara umum rancangan yang dapat dibuat meliputi : (1) menetapkan tujuan dan tema kegiatan, (2) menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih, (3) menyiapkan alat dan bahan, (4) menetapkan langkah-langkah kegiatan dan (5) menetapkan penilaian kegiatan.

f. Metode Bercakap-cakap (Berdialog)
Bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan kebutuhan secara verbal, untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.
Bercakap-cakap dapat dilakukan antara pamong dengan anak, atau anak dengan anaik. Melalui kegiatan bercakap-cakap (dialog) diharapkan dapat : (1) meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, misalnya menyatakan pendapat, perasaan, keinginan, bertanya, dan sebagainya, (2) meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain, (3) meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, baik sesama teman atau pamong, (4) memberi kesempatan kepada anak untuk membangun jati dirinya, melalui kesempatan untuk berdialog, (5) memperluas pengetahuan, wawasan dan berbendaharaan kata , (6) meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, seperti mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain.
Dalam pembelajaran untuk anak usia dini, sebaiknya komunikasi dua arah dalam bentuk bercakap-cakap atau dialog hendaknya selalu dikedepankan, sementara komunikasi yang searah (ceramah) sebaiknya diminimalisir, sehingga suasana pembelajaran akan tampak hidup, lebih menarik dan melibatkan banyak anak. Berikan kesempatan kepada anak untuk bercerita apa saja yang mereka ketahui dan apa saja yang sudah mereka lakukan, baik di rumah, di lembaga PAUD atau di masyarakat. Bebaskan mereka untuk Sebagai seorang pamong PAUD, hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan penghargaan dan pujian, serta bertanya tentang apa saja, dan apapun yang yang diutarakan atau ditanyakan anak, hendaknya direspon secara positif, meskipun celoteh anak-anak sering menyimpang dari tema yang sedang dibicarakan.
Sebagai seorang pamong PAUD, hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya kata "terima kasih", "al-hamdulillah", "luar biasa", "ma'af", "permisi", "pintar", "jempol dua", "subhanallah" dan lain-lain. Jika anak-anak sering mendengar kata-kata tersebut, mereka akan meniru dan membiasakan diri berkata-kata yang baik, merasa dihargai pekerjaannya, merasa dihormati hak-haknya, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan termotivasi untuk lebih giat lagi. Sebaliknya, pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menghindari kata-kata yang negatif, kurang sopan, kasar, tidak santun, besifat melarang, misalnya kata "jangan" , "tidak", "bodoh", "nakal", "malas", dan sebagainya. Jika anak-anak sering mendengar dan akrab dengan kata-kata tersebut, maka dampaknya akan fatal terhadap perkembangan anak nanti. Mereka akan meniru, merasa tidak dihargai, tidak dihormati, dikecilkan, dibatasi ruang geraknya, dihalangi kemauannya, bahkan sampai pada merasa disakiti hati dan perasaannya, yang nantinya akan membuat anak menjadi rendah diri, tidak percaya diri dan tidak termotivasi dalam pembelajaran.
g. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak, semata-mata hanya untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian dan membangun motivasi anak, bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kreativitas anak, terus menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa tertekan, terpaksa, membuat anak bosan bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi. Berikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan kreatrivitas anak, meningkatkan imajinasi anak, melatih motorik, membuat anak lebih bergairah, lebih bersemangat, merasa senang, nyaman, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi bel;ajar dan tugas-tugas lain yang membuat anak merasa nyaman dan aman ketika belajar di lembaga PAUD. Dengan demikian tugas yang diberikan dapat mendorong anak-anak untuk lebih tertarik dan betah berada di lembaga PAUD, bukan sebalinya. Misalnya tugas untuk menggambar bebas, mewarnai, menempel, meronce, menggunting, dan sebagainya.

h. Metode Quantum Teaching
Metode ini tergolong relatif masih baru dalam PAUD, karena pada umumnya metode ini digunakan untuk pendidikan formal. Metode ini dalam penerapannya menekankan pada dua hal, Beberapa alasan mengapa metode ini diterapkan dalam PAUD, antara lain : (1) metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk semua usia, termasuk untuk anak usia dini, (2) metode ini menekankan dua aspek, yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan melejitkan prestai anak, (3) metode ini mengorkestrasi berbagai interaksi dalam momen belajar, seperti unsur belajar yang efektif, unsur belajar yang mempengaruhi kesusksesan anak dan unsur yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah menjadi cahaya yang bermanfaat, (4) menunjukkan cara menjadi pendidik yang lebih baik, (5) menguraikan cara baru yang dapat mempermudah pembelajaran, (6) adanya penggubahan yang meriah dengan segala nuansanya, (7) menggabungkan perpaduan unsur seni dan pencapaian tujuan yang terarah dan (8) mengakomodasi berbagai metode yang lain.
Melalui metode Quantum Teaching peran otak kanan dan otak kiri dapat dioptimalkan, metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial dan kinestetik), selain itu metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasanmajemuk yang dimiliki anak, sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah, hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, nyaman, sehingga anak-anak lebih betah dan krasan selama belajar.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching mengacu pada rancangan pembelajaran yang berbentuk TANDUR, yaitu (1) Tumbuhkan, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan jalinan & kepemilikan bersama, memanfaatkan pengalaman anak, mencari tanggapan “yes” dari anak, saling memahami dan mendapatkan komitmen untuk menjelajah. Melalui kegiatan tumbuhkan ini diharapkan anak sudah terkondisi dan siap untuk menerima informasi dari pamong, (2) Alami. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengalaman kepada anak, memanfaatkan pengetahuan & keinginan anak dan memanfaatkan hasrta alami otak untuk menjelajah, (3) Namai, melalui kegiatan ini menamai dibangun diatas pengetahuan dan keingintahuan, menamai diberikan saat mengajarkan konsep ketrampilan berfikir strategis, dan memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan & mendefinisikan, (4) Demontrasikan, bertujuan untuk memberi peluang kepada anak untuk menterjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam pembelajaran lain dan kehidupan mereka, (5) Ulangi, dapat memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”, dilakukan dengan multi modalitas dan multi kecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda dengan asalnya, dan (6) Rayakan, yang dapat memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan & kesuksesan anak, sebagai bentuk pengakuan untuk menyelesaikan sebuah usaha.

i. Metode Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekankan pada pembelajaran pada system sentra, sementara intervensi pamong dalam pembelajaran lebih diminimalisir. Metode ini lebih memberi keleluasaan kepada anak-anak untuk bebas bermain di sentra-sentra yang sudah disiapkan. Pembelajaran dengan menggunakan metode ini mengacu pada empat pijakan yang ada, yaitu :
1. Pijakan lingkungan main. Dalam pijakan ini, kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
  • mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap anak)
  • merencanakan intensitas (sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk bermain) dan densitas (berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan) pengalaman
  • memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main, yaitu sensorimotor, pembangunan dan main peran
  • memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan
  • menata kesempatan main untuk mendukung hubungan social yang positif.
2. Pijakan Pengalaman Sebelum Main
Dalam pijakan ini kegiatan yang dilakukan oleh pamong PAUD antara lain :
  • membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan nara sumber
  • menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja)
  • memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
  • mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
  • menjelaskan ranmgkaian waktu main
  • mengelola anak untuk keberhasilan hubungan social
  • merancang dan menerapkan urutan transisi main.
3. Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak
Dalam pijakan ini kegiatan yang harus dilakukan oleh pamong PAUD meliputi :
  • memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka
  • mencontohkan komunikasi yang tepat
  • memperkuat dan memperluas bahasa anak
  • meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
  • mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak
4. Pijakan Pengalaman Setelah Main
Dalam pijakan yang terakhir ini, peran pamong PAUD adalah :
  • mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya
  • menggunakan waktu membereskan maianan, sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokkan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat
Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra. Adapun uraian secara khusus dapat disesuaikan dengan sentra yang disiapkan, misalnya sentra bermain peran mikro, bermain peran makro, pembangunan terstruktur, pembangunan bahan alam (sifat cair), sentra persiapan, sentra musik dan olah tubuh, sentran imtak, dan sebagainya.

1 comments:

Lirik Lagu Indonesia said...

okey ....

Post a Comment