Strategi ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa mempelajari sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas siswa-siswa sudah memikirkan sesuatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk menemukan apakah mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajarinya dalam menganalisis situasi baru. Siswa-siswa diminta untuk mempertimbangkan semua hasil atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan dan kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat
sesudah itu. Mereka hendaklah didorong untuk berpikir tentang akibatakibat positif dan negatif dalam rentang konteks yang mungkin meliputi hal-hal yang bersifat sosial, etik, moral, ekonomi, politik, pribadi, hukum atau politik.
Suatu tugas analisis yang tidak begitu rumit dapat melibatkan siswasiswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan, sikap atau tindakan yang kontroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk menggolong-golongkan informasi yang mereka kumpulkan atas menguntungkan atau merugikan bagi mereka sendiri, keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, siswa-siswa dapat diminta untuk memutuskan, apakah sesudah menyeimbangkan, mereka mendukung keputusan, sikap atau tindakan itu.
Strategi-strategi ini meliputi permainan peran atau anjuran (advokasi) untuk kepentingan kelompok masyarakat/komunitas tertentu dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya
terdapat suatu rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang cara menafsirkan informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini biasanya ditentukan oleh pengalaman, harapan dan citacita,
nilai, pendidikan, gaya hidup dan peran di dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan pandangan itu.
Satu pendekatan adalah meminta setiap siswa mempertimbangkan suatu isu atau masalah dari sudut pandang satu kelompok komunitas yang bersangkutan. Ini dapat meliputi orang-orang bisnis, pekerja-pekerja,
anak-anak, pelestari-pelestari alam, anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau dewan setempat, para petani, penjaga warung, ibu-ibu pekerja, wisatawan, akuntan, dokter, dan sebagainya. Sesudah memilih
isu atau masalah, kelas dapat menggunakan strategi mencari ilham (topan otak) untuk mengenali kelompok-kelompok komunitas yang berkepentingan ini. Siswa-siswa memainkan satu dari peran-peran yang
diidentifikasi. Mereka boleh bekerja sendirian atau dalam kelompok. Guru dapat memberi informasi atau siswa-siswa sendiri dapat mencari informasi tentang isu atau masalah itu atau mungkin sudah didiskusikan
dalam pengertian umum oleh seluruh kelas pada pelajaran-pelajaran yang lalu. Siswa-siswa memutuskan apa pandangan mereka dalam peran yang dipilihnya. Mereka harus bertindak dan berbicara dengan cara yang
runtut atau konsisten dengan perannya selama konverensi meja bundar berlangsung. Peran ini hendaklah jelas untuk seluruh kelas selama konverensi meja bundar melalui etiket yang ditempatkan di hadapan
setiap siswa atau kelompok siswa.
Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan), memastikan bahwa semua siswa diperkenankan mengemukakan pandangan sesuai peran yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung tertib dan
mendorong peranserta yang jika perlu dengan mengajukan pertanyaan.
Pada akhir konverensi meja bundar, siswa-siswa hendaklah didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu keputusan pribadi tentang isu itu.
sesudah itu. Mereka hendaklah didorong untuk berpikir tentang akibatakibat positif dan negatif dalam rentang konteks yang mungkin meliputi hal-hal yang bersifat sosial, etik, moral, ekonomi, politik, pribadi, hukum atau politik.
Suatu tugas analisis yang tidak begitu rumit dapat melibatkan siswasiswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan, sikap atau tindakan yang kontroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk menggolong-golongkan informasi yang mereka kumpulkan atas menguntungkan atau merugikan bagi mereka sendiri, keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah dirampungkan, siswa-siswa dapat diminta untuk memutuskan, apakah sesudah menyeimbangkan, mereka mendukung keputusan, sikap atau tindakan itu.
Strategi-strategi ini meliputi permainan peran atau anjuran (advokasi) untuk kepentingan kelompok masyarakat/komunitas tertentu dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya
terdapat suatu rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang cara menafsirkan informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini biasanya ditentukan oleh pengalaman, harapan dan citacita,
nilai, pendidikan, gaya hidup dan peran di dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan pandangan itu.
Satu pendekatan adalah meminta setiap siswa mempertimbangkan suatu isu atau masalah dari sudut pandang satu kelompok komunitas yang bersangkutan. Ini dapat meliputi orang-orang bisnis, pekerja-pekerja,
anak-anak, pelestari-pelestari alam, anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau dewan setempat, para petani, penjaga warung, ibu-ibu pekerja, wisatawan, akuntan, dokter, dan sebagainya. Sesudah memilih
isu atau masalah, kelas dapat menggunakan strategi mencari ilham (topan otak) untuk mengenali kelompok-kelompok komunitas yang berkepentingan ini. Siswa-siswa memainkan satu dari peran-peran yang
diidentifikasi. Mereka boleh bekerja sendirian atau dalam kelompok. Guru dapat memberi informasi atau siswa-siswa sendiri dapat mencari informasi tentang isu atau masalah itu atau mungkin sudah didiskusikan
dalam pengertian umum oleh seluruh kelas pada pelajaran-pelajaran yang lalu. Siswa-siswa memutuskan apa pandangan mereka dalam peran yang dipilihnya. Mereka harus bertindak dan berbicara dengan cara yang
runtut atau konsisten dengan perannya selama konverensi meja bundar berlangsung. Peran ini hendaklah jelas untuk seluruh kelas selama konverensi meja bundar melalui etiket yang ditempatkan di hadapan
setiap siswa atau kelompok siswa.
Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan), memastikan bahwa semua siswa diperkenankan mengemukakan pandangan sesuai peran yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung tertib dan
mendorong peranserta yang jika perlu dengan mengajukan pertanyaan.
Pada akhir konverensi meja bundar, siswa-siswa hendaklah didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu keputusan pribadi tentang isu itu.
0 comments:
Post a Comment