|
|
|
IDIK4008
Penelitian Tindakan Kelas
Rangkuman Mata Kuliah
MODUL
1
HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Penelitian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga
hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut.
- An
inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya).
- Self-reflective
inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar,
tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
- Fokus
penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
- Tujuannya:
memperbaiki pembelajaran.
Dari karakteristik
tersebut dapat dibandingkan ciri-ciri PTK dengan penelitian kelas dan
penelitian formal.
Guru dianggap paling
tepat melakukan PTK karena: (1) guru mempunyai otonomi untuk menilai
kinerjanya, (2) temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk
memperbaiki pembelajaran, (3) guru merupakan orang yang paling akrab dengan
kelasnya, (4) interaksi guru-siswa berlangsung secara unik, dan (5) keterlibatan
guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan
mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.
Kegiatan Belajar 2
Manfaat Keterbatasan, dan Persyaratan Penelitian
PTK bermanfaat bagi guru,
pembelajaran/siswa, serta bagi sekolah. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai
berikut.
- Membantu
guru memperbaiki pembelajaran.
- Membantu
guru berkembang secara profesional.
- Meningkatkan
rasa percaya diri guru.
- Memungkinkan
guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Bagi pembelajaran/siswa, PTK
bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, di samping guru
yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap
kritis terhadap hasil belajarnya.
Bagi sekolah, PTK membantu sekolah
untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan
pendidikan di sekolah tersebut.
Di samping manfaat, PTK mempunyai
keterbatasan, yaitu validitasnya yang sering masih dipertanyakan, serta tidak
mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari guru yang
berperan sebagai pengajar dan peneliti.
PTK memerlukan berbagai kondisi agar
dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain
dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan
kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling
mempercayai di antara personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru
dan siswa. Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.
MODUL
2
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam PTK merupakan
satu daur atau siklus yang terdiri dari:
- merencanakan
perbaikan,
- melaksanakan
tindakan,
- mengamati,
dan
- melakukan
refleksi.
Untuk merencanakan perbaikan terlebih
dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan perumusan
masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah
teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan
menelaah berbagai dokumen yang terkait. Dari hasil analisis, dipilih dan
dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin dipecahkan oleh guru.
Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memandu usaha
perbaikan.
Setelah masalah dijabarkan, langkah
berikutnya adalah mencari/ mengembangkan cara perbaikan, yang dilakukan
dengan mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan
teman sejawat dan pakar, serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hasil
yang dicapai dalam langkah ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan
yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan
fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
Pelaksanaan tindakan
dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario tindakan
termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana
lain yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, serta
melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan
tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara
simultan. Aktor utama adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam
data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai
dengan kaidah PTK, perlu diterapkan enam kriteria berikut.
· Metodologi
penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.
· Pengumpulan data jangan sampai menyita
waktu guru terlampau banyak.
· Metodologi harus reliabel (handal) hingga
guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi kelasnya.
· Masalah yang ditangani guru harus sesuai
dengan kemampuan dan komitmennya.
· Guru harus memperhatikan berbagai aturan
(etika) yang berkaitan dengan tugasnya.
· PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat
sekolah.
Kegiatan Belajar 2
Observasi, Analisis Data, Tindak Lanjut, dan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Pengumpulan data dalam PTK dapat
dilakukan dengan berbagai teknik seperti: observasi, catatan harian, rekaman,
angket, wawancara, serta analisis dokumen hasil belajar siswa.
Tahap observasi dan interpretasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan. Selain untuk
menginterpretasikan peristiwa yang muncul sebelum direkam, interpretasi juga
membantu guru melakukan penyesuaian. Observasi yang efektif berlandaskan pada
lima prinsip dasar yaitu: (1) harus ada perencanaan bersama antara guru dan
pengamat, (2) fokus observasi harus ditetapkan bersama, (3) guru dan pengamat
harus membangun kriteria observasi bersama-sama, (4) pengamat harus memiliki
keterampilan mengobservasi, dan (5) observasi akan bermanfaat jika balikan
diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan. Ada empat jenis observasi
yang dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi
terstruktur, dan observasi sistematik. Observasi yang bertujuan memantau
proses dan dampak perbaikan dilakukan dengan mengikuti tiga langkah yang
merupakan satu siklus yang selalu berulang, yaitu: pertemuan pendahuluan
(perencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan. Agar ketiga tahap
ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari saling
mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses tergantung dari
pengumpulan dan pemanfaatan data yang objektif, guru didorong untuk mengambil
kesimpulan, setiap tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan,
serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan profesional yang saling
menguntungkan.
Selain melalui observasi, data
mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui catatan/laporan harian guru,
catatan harian siswa, wawancara (antara guru dan siswa, pengamat dan siswa,
serta pengamat dan guru), angket, dan telaah berbagai dokumen.
Analisis data dilakukan dengan
menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan atau mendeskripsikan data
dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk
pernyataan. Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan
atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa berhasil.
Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang
dapat berupa revisi dari rencana lama, atau baru sama sekali.
MODUL
3
PERENCANAAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Cara membuat Proposal
- Menemukan
masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah
pembelajaran sangat beragam, seperti masalah yang berkaitan strategi
pembelajaran, hasil belajar siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran,
atau kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Untuk menemukan masalah,
perlu dilakukan identifikasi masalah.
- Identifikasi
masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: melakukan refleksi
untuk mendiagnosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar
siswa, atau melakukan diskusi dengan teman sejawat, bahkan dengan kepala
sekolah atau dosen LPTK.
- Masalah
yang sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah
dapat kita temukan. Analisis masalah dapat dilakukan paling tidak dengan
tiga cara: yaitu: (1) merenungkan kembali masalah tersebut dengan
melakukan introspeksi/refleksi melalui pertanyaan yang ajukan pada diri
sendiri, mengapa masalah tersebut sampai terjadi: (2) bertanya kepada
siswa baik melalui angket maupun wawancara langsung tentang persepsinya
terhadap pembelajaran; serta (3) menelaah berbagai dokumen seperti
pekerjaan rumah siswa, soal-soal ulangan, serta hasil ulangan/latihan
siswa. Analisis berakhir jika akar penyebab masalah sudah ditemukan.
- Berdasarkan
akar penyebab masalah, kita dapat merumuskan masalah pembelajaran dalam
bentuk masalah/pertanyaan penelitian, yang akan dicari jawabannya dalam
PTK. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat
tanya, mengandung aspek yang akan diperbaik' dan upaya memperbaikinya.
- Setelah
masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan tindakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi
masalah pembelajaran. Untuk mengembangkan tindakan perbaikan perlu
dilakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori yang relevan.
Kemudian, tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk
mengatasi masalah tersebut. Kedua, berdiskusi dengan pakar
pembelajaran/pakar bidang studi untuk menemukan cara perbaikan atau
memvalidasi teori yang sudah ditetapkan. Ketiga, kita dapat mengingat
pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang serupa.
Bagaimana pendapat Anda tentang
rangkuman tersebut? Apakah sudah memuat butir-butir yang Anda anggap penting?
Bagaimana pula dengan rangkuman yang Anda buat sendiri? Jangan kecewa jika
rangkuman itu tidak sama. Sekarang bersiaplah mengerjakan Tes Formatif 2,
untuk menguji tingkat penguasaan Anda.
Kegiatan Belajar 2
Perencanaan Kegiatan
- Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RP) dibuat dengan menggunakan format yang hampir
sama dengan format Rencana Pembelajaran (RP). Bedanya, dalam RPP
terdapat tujuan perbaikan, deskripsi kegiatan lebih rinci, pertanyaan,
soal, dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap, sedangkan dalam RP
unsur-unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan
dengan format yang berlaku di sekolah masing-masing.
- Untuk
membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan, perlu
dilakukan langkah-langkah: (1) membuat skenario pembelajaran, (2)
menyiapkan sarana dan fasilitas pembelajaran, (3) menyusun RPP secara
lengkap, (4) mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP
untuk melihat kelayakannya, serta (5) menyempurnakan RPP berdasarkan
hasil simulasi.
- Prosedur
dan alat pengumpul data dtentukan berdasarkan masalah dan tujuan perbaikan.
Jika guru meminta teman sejawat untuk mengobservasi pelaksanaan
perbaikan, lembar observasi harus disepakati terlebih dahulu. Karena
data yang dikumpulkan lebih cenderung kepada data kualitatif, maka
prosedur dan alat pengumpul data dapat berupa observasi dengan
menggunakan lembar observasi, wawancara berdasarkan panduan wawancara,
catatan guru, dan refleksi.
- Proposal
PTK diperlukan jika guru ingin ikut perlombaan PTK atau mendapat dana
untuk melaksanakan PTK yang diusulkan. Format proposal biasanya
ditentukan oleh sponsor/ penyelenggara. Dari segi administratif proposal
dapat bervariasi, namun dari segi substansi ke-PTK-an, pada umumnya
sama. Komponen kunci sebuah proposal PTK adalah sebagai berikut.
- Judul.
- Bidang
Kajian.
- Pendahuluan,
yang memuat latar belakang munculnya masalah serta akar penyebab
masalah.
- Perumusan
dan pemecahan masalah, yang terdiri dari: (1) perumusan masalah, (2)
pemecahan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.
- Kajian
Pustaka.
- Rencana
dan Prosedur Penelitian.
- Di
samping komponen kunci, juga terdapat komponen pendukung/komponen
administratif, seperti:jadwal penelitian, personalia penelitian, biaya
penelitian, dan lampiran.
Bagaimana
dengan rangkuman yang Anda buat? Apakah sudah memuat konsep-konsep esensial
yang diperlukan dalam merencanakan dan membuat proposal PTK? Jika belum, Anda
dapat melengkapinya. Kini tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 2, untuk
menguji tingkat penguasaan Anda.
MODUL
4
MELAKSANAAN PERBAIKAN DALAM PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Perbedaan Peran Guru Sebagai Pengajar dengan Sebagai Pengajar Pelaksanaan
PTK
Sebagai pelaksana PTK, guru mempunyai
peran & tugas yang lebih besar dibandingkan guru yang mengajar tanpa
melaksanakan PTK. Pada tahap perencanaan guru pelaksana PTK harus membuat
persiapan yang lebih rinci, menetapkan tujuan perbaikan, mencantumkan
pertanyaan yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah
kegiatan, serta melakukan kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu
mengamatinya.
Pada tahap pelaksanaan, di samping
mengajar sebagai biasa, guru pelaksana PTK juga harus mengumpulkan data yang
terkait dengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan. Data dapat
dikumpulkan melalui catatan kecil, ingatan, dan pekerjaan siswa. Setelah
pelajaran usai, guru pelaksana PTK harus segera menghimpun data dan melakukan
refleksi, melengkapi data yang masih kurang melalui dialog dengan siswa dan
teman sejawat yang membantu, serta melakukan analisis data sampai ditemukan
kesimpulan basil tindakan perbaikan yang akan dijadikan masukan untuk
perencanaan berikutnya.
Guru pelaksana PTK sangat perlu
membangun kolaborasi dengan teman sejawat, baik di sekolah sendiri maupun dari
sekolah lain, serta dengan pakar bidang studi dan dosen LPTK. Kolaborasi
perlu dilakukan agar masalah yang dihadapi dapat dianalisis secara cermat,
kemudian direncanakan tindakan perbaikan yang sesuai dengan hakikat masalah,
teori yang relevan, serta pengalaman di bidang yang serupa. Kolaborasi dapat
dilakukan melalui berbagai cara, seperti pertemuan KKG, PKG, pendekatan
pribadi, dan melalui media.
Setelah membaca rangkuman, tiba
saatnya Anda menguji tingkat pemahaman Anda dengan mengerjakan Tes Formatif 1
berikut ini.
Kegiatan Belajar 2
Melaksanaan Perbaikan Proses PBM
- Pelaksanaan
tindakan perbaikan harus diawali dengan persiapan akhir, yang meliputi
pemeriksaan/pengecekan berbagai kegiatan/ aspek berikut.
- Komponen
Rencana Perbaikan secara keseluruhan.
- Kelogisan/kualitas
pertanyaan yang akan diajukan.
- Ketersediaan
alat-alat pelajaran yang diperlukan.
- Mencobakan
alat-alat pelajaran yang akan digunakan.
- Urutan
kegiatan pada setiap tahap.
- Kesiapan
lembar observasi yang akan digunakan.
- Kesiapan
teman sejawat untuk membantu sebagai pengamat jika memang diperlukan.
Semua kegiatan ini perlu dilakukan
untuk meyakinkan keberhasilan tindakan perbaikan. Setelah melakukan persiapan
akhir, guru siap untuk melakukan tindakan perbaikan.
- Pelaksanaan
tindakan perbaikan berlangsung di kelas guru sendiri sesuai dengan
rencana perbaikan yang telah disiapkan. Selama pelaksanaan perbaikan, di
samping mengajar, guru mengumpulkan data, yang dapat dilakukan dengan
bantuan teman sejawat atau tanpa bantuan. Oleh karena itu, guru perlu
membuat catatan jika ada kesempatan, atau segera mencatat peristiwa
penting setelah pelajaran usai.
- Keberhasilan
tindakan perbaikan banyak tergantung dari keyakinan guru akan
langkah-langkah yang telah disiapkan, kesiapan guru untuk melakukan
perbaikan, dan tentu saja komitmen dan kerja keras.
- Refleksi
dilakukan setelah data pembelajaran diolah, atau setelah guru mempunyai
gambaran tentang keberhasilan/kegagalan atau kekuatan/ kelemahan
tindakan perbaikan yang dilakukan. Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam
melakukan refleksi akan sangat membantu guru menemukan kekuatan dan
kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan, sehingga dapat
dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya.
-
MODUL 5
ANALISIS HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Kegiatan Belajar 1
Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.
Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya
dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar, dan jika
perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih banyak bersifat
kualitatif, meski ada juga yang berupa data kuantitatif.
2.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh
guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang
telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.
3.
Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data
dilakukan dengan cara memilih, memilah, mengelompokkan, data yang ada,
merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau
dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk
uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang
dianalisis.
4.
Data kuantitatif dianalisis dengan statistik
deskriptif untuk menemukan persentase, dan nilai rata-rata. Penyajian hasil
analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik.
5.
Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan menjadi temuan penelitian.
6.
Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat
akan memungkinkan tafsiran/interpretasi hasil penelitian yang akurat dan
valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati dalam melakukan
analisis. Kekurang-akuratan dapat diminimalkan dengan melakukan "cross
check" dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.
7.
Agar mampu melakukan analisis data, guru harus
banyak melakukan latihan dan bekerja dalam kelompok.
Kegiatan Belajar 2
Tindak Lanjut Hasil Perbaikan
1.
Menyimpulkan adalah mengikhtisarkan atau memberi
pendapat berdasarkan apa-apa yang diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu,
kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan pendapat atau pendapat terakhir
yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya.
2.
Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun
secara singkat, padat, dan jelas; sesuai dengan uraian, dan mengacu kepada
pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. Di samping itu, kesimpulan harus
disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan
perbaikan.
3.
Penyusunan kesimpulan seyogianya dilakukan melalui
langkah-langkah: (1) memeriksa dan memahami pertanyaan penelitian/tujuan
perbaikan, (2) mencermati, menganalisis, dan mensintesis deskripsi temuan,
(3) menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan,
(4) mengurutkan setiap butir kesimpulan sesuai dengan urutan pertanyaan
penelitian/tujuan perbaikan, serta (5) memeriksa kesesuaian antara pertanyaan
penelitian/tujuan perbaikan dengan deskripsi temuan, dan kesimpulan.
4.
Saran dimaknai sebagai: pendapat (usul, anjuran,
cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan PTK,
saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh guru peneliti untuk
menindaklanjuti hasil penelitiannya.
5.
Saran tindak lanjut hasil PTK harus memenuhi
rambu-rambu: (1) bersumber atau sesuai dengan kesimpulan, (2) bersifat
kongkret, operasional, dan penting, sehingga menarik untuk dilaksanakan oleh
guru, (3) jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada guru atau sekolah, atau
barangkali instansi lain, serta (4) dapat meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan metodologi penelitian.
6. Pembuatan saran dapat dilakukan
melalui langkah-langkah: (1) mencermati kesimpulan hasil PTK, (2) mengkaji
aspek-aspek dari kesimpulan tersebut yang perlu ditindaklanjuti, baik oleh
guru peneliti, guru lain, maupun sekolah, (3) menetapkan kepada siapa saran
tersebut akan ditujukan, serta (4) menulis saran.
MODUL 6
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Cara Penulisan Laporan Hasil PTK
·
Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara
sistematis berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan dokumen yang dapat
dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor, serta dapat diketahui
oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang
sama dengan yang dilaporkan.
·
Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak jauh
berbeda dari laporan penelitian formal. Sesuai dengan format Laporan PTK yang
terdapat dalam Panduan Direktorat Jenderal Pendidikan, maka Sistematika
Laporan PTK dibuat sebagai berikut.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Daftar Isi
I.
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi
masalah, analisis masalah, dan pentingnya masalah dipecahkan).
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
II.
Kajian Pustaka
III.
Pelaksanaan Penelitian
A.
Subjek Penelitian (Lokasi, waktu, mata pelajaran,
kelas, dan karakteristik siswa)
B.
Deskripsi per Siklus: (rencana, pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data/instrumen, refleksi)
IV.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi per siklus (data tentang
rencana, pengamatan, refleksi), keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan
data. Pembahasan dari setiap siklus.
V.
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Judul
penelitian hendaknya menggambarkan aktivitas perbaikan yang dilaksanakan
sebagai fokus PTK.
2. Abstrak memuat
sari pati dari setiap komponen penelitian, mulai dari masalah, tujuan
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan
dan saran. Dengan membaca abstrak, orang akan mendapat gambaran umum mengenai
PTK yang dilaporkan.
- Pendahuluan
memuat latar belakang munculnya masalah, analisis dan perumusan masalah,
serta tujuan dan manfaat penelitian.
- Kajian
pustaka menguraikan tentang berbagai teori/hasil penelitian yang terkait
dengan masalah penelitian, yang dapat dijadikan acuan dalam merancang
perbaikan dan membahas hasil penelitian.
- Pelaksanaan
penelitian mengungkapkan tentang subjek penelitian, prosedur pelaksanaan
per siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan
cara refleksi.
- Hasil
Penelitian dan Pembahasan menyajikan hasil penelitian setiap siklus
dengan data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan,
refleksi, yang berisi penjelasan tentang keberhasilan dan kelemahan yang
terjadi. Bagian ini didukung dengan tabel dan grafik, dan disertai
dengan pembahasan mengapa hasilnya seperti itu.
- Kesimpulan
dan saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk
menindaklanjuti hasil penelitian tersebut.
- Daftar
Pustaka memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan, yang disusun
berdasarkan abjad dengan menggunakan gaya penulisan tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Diseminasi Hasil PTK
- Dalam
menulis laporan PTK, perlu diperhatikan berbagai ketentuan, seperti: (1)
etika penulisan, (2) penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, serta (3)
berbagai ketentuan teknis.
- Etika
penulisan mencakup: (1) kejujuran, (2) keobjektifan, dan (3) pengutipan.
Ketiga aspek ini sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulis jujur
terhadap diri sendiri dan orang lain dengan cara mengungkapkan dan
menafsirkan data/informasi apa adanya tanpa dicampuri oleh kepentingan
pribadi. Keobjektifan menuntut penulis menyajikan informasi sebagaimana
adanya, tanpa manipulasi, sehingga apa yang dibaca oleh pembaca memang
benar adanya. Pengutipan berkaitan dengan mengutip atau menggunakan
pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini, penulis harus
mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
- Penggunaan
bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan
kaidah-kaidah bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi
tinggi. Kaidah bahasa tulis paling tidak mencakup: (1) pilihan kata, (2)
struktur kalimat, (3) paragraf, dan (4) ejaan. Kata/istilah yang
digunakan dalam laporan seyogianya merupakan kata/istilah baku yang
diketahui oleh umum, kalimat cukup lugas dan memenuhi unsur-unsur
kalimat sempurna, paragraf merupakan paparan buah pikiran yang utuh,
serta cara penulisan harus mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
- Ketentuan
teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan
ini mencakup, sistem penomoran, cara mengutip, serta huruf, spasi, dan
margin. Sistem penomoran dapat menggunakan sistem digit atau campuran
angka dan huruf, asal digunakan secara konsisten. Cara mengutip
mengikuti aturan American Psychology Association (APA); sedangkan huruf
yang digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan font size 12,
spasi 1,5; serta margin 4 cm dari pinggir kiri dan atas, dan 3 cm dari
pinggir kanan dan bawah.
- Laporan
PTK dapat didiseminasikan melalui berbagai pertemuan tatap muka seperti
seminar, rapat kerja, kelompok kerja guru (MGMP dan PKG); di samping
melalui berbagai media, seperti majalah, jurnal, atau buletin.
|
0 comments:
Post a Comment